Tentang Seseorang



WARNING....!!!!!
Untuk happy people (punya channel sebelah, pake dikit oke lah yah) yang punya alergi terhadap hal2 yang melankolis parah, saya himbau menjauhkan diri dari tulisan ini. ini parah Ale bet soalnya, takutnya penyakitmu kumat, heheheh........ini note lama lagi, dari pada lumutan difolder gue, share aja kali yah. 



KITA TETAP BUTUH RUANG SENDIRI-SENDIRI. UNTUK BISA MEMAHAMI, RASANYA SEPI. DAN KITA HANYA AKAN BISA TAHU SEBERAPA BESAR RASA YANG KITA PUNYA,  SEBERAPA BESAR AKU BUTUH KAMU, SEBISA APA AKU JIKA ITU TANPA KAMU, KETIKA KITA BERJALAN MASING-MASING “( lagu Tulus, gue modif dikit).


        Mungkin kamu kesel atau marah denganku,  mungkin kamu tidak bisa menerima alasanku untuk pergi sejenak, “ Aku gak menemukan prospek apapun dalam diri aku, jadi aku mau cari itu dulu, tidak dengan bantuan siapapun” itu kata yang kuucap dan kujadikan alasan. Aku tahu kamu tidak menerima itu.  Aku paham, jika aku ini sulit, sulit dalam semua yang dengan mudah kamu lakukan, tidak bisa memahamimu sedikitpun, berdiri di jalan yang bersebrangan tapi tetap minta dan memaksa untuk terus sama-sama, tidak kah itu egois?. Kamu pernah bercerita tentang masalahmu, aku sangat antusias dengan hal itu pada awalnya, aku berusaha untuk memberikan respon-respon yang aku harapkan bisa sedikit membantu, tapi kamu hanya menganggap itu  sekedar  angin lalu, seketika air mataku jatuh berceceran. Bukan karena kata-katamu, tapi karena kelemahanku yang belum bisa berperan menjadi sosok yg kamu butuhkan, padahal kita sudah lama bersama. Hal sekecil pendengar dan perespon yang baik saja aku tidak bisa lakukan, apalagi hal lain yang lebih besar yah ?. Kamu juga pernah bilang, bahwa setiap kata-kata yang kamu lontarkan selalu kamu pertimbangkan matang2, hanya untuk memastikan hal itu bisa kuterima dengan baik. Tidak kah semua itu mengekangmu? Tidak membuatmu bebas berekspresi? Tidak flexibel begitu? Sudah jelas-jelas kamu tidak nyaman denganku, pertanyaannya kenapa kamu masih kekeh buat bertahan?. Ini sudah berlangsung 6 bulan, ini lebih lama dari perkiraanku. Well done Ifan.  Setiap kali aku membahas hal tersebut, kamu selalu mangkir, padahal tidak lain tujuanku hanya untuk membuatmu nyaman dengan saling mengintrospeksi. Aku pernah bercerita pada seorang teman, tentang ini. Dia hanya bilang bahwa aku tidak bisa merespon Ifan selayaknya aku merespon teman-temanku yang lain, karena mereka berbeda. Aku bingung sama semuanya, bagaimana menghadapi kamu, aku cuma butuh 2 bulan untuk memahami orang lain selain kamu. Kanapa kamu sangat sulit?. Aku menepi sejenak karena hal itu, aku harap lambat laun kamu  bisa menerima itu dengan baik. Aku pergi untuk mengintrospeksi diri, untuk memantaskan diri, menjadi orang yang tepat buat kamu, dan memikirkan bahwa kamu juga apakah tepat buat aku. Aku ingin memastikan semuanya baik, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.
          
                 Jujur ini sulit, pergi ? heh, bahkan sehari tanpa kabarmu terasa gila. Tapi aku coba, coba untuk tidak terlalu mengharapkanmu, coba untuk bisa bersahabat dengan realita dan bermusuhan dengan khayalan dan bullshitnya angan-angan. Niatku untuk menghubungmu nanti, setelah bulan ramadhan. Namun aku tidak tahu apakah aku bisa atau tidak ? aku akan menyibukkan diri dengan orang-orang  baru. Aku harapkan semoga aku bisa mendapatkan banyak pembelajaran dari mereka. Aku ingin berkomitmen untuk memantaskan diriku sendiri baru aku ingin berkomitmen dengan kamu, karena aku rasa, aku tidak akan bisa berdedikasi untuk orang lain jika aku tidak bisa melakukan hal yang sama terhadap diriku sendiri. Aku hanya pergi untuk sementara, bukan untuk meninggalkanmu selamanaya, semoga ini juga bisa menjadi moment introspeksi buat kamu juga, biar nanti dipertemuan kita yang selanjutknya kamu bisa lebih baik, aku bisa lebih baik, bisa saling memahami satu dengan yang lainnya.  Aku tidak akan peduli dengan hal semacam ini jika aku tidak benar-benar serius sama kamu. 
            Aku mau cerita sedikit tentang hal-hal abstrak. Kamu pernah bilang “ aku seperti tidak diharapkan”. Aku ketawa dalam hati. Tidak mungkin aku berusaha untuk bertahan sama kamu 6 bulan lamanya jika itu untuk main-main, kamu kira aku anak SMP yang Cuma bisa diajak maen-maen gitu? Aku remaja yang sebentar lagi menginjak usia dewasa, aku faham bagian mana yang main, dan bagian yang mana yang benar-benar harus diajak serius. Aku gak tahu ekspresi apa yang bakalan kamu tampilin jika tahu hal ini, jujur setiap malam sebelum tidur aku selalu menghayal tentang masa depan, aku masuk STAN lulus dari sana, dan ujung-ujung dari khayalanku itu adalah  aku berbaring dipangkuanmu sambil menonton ulang sherlock holmes, ketawa sama-sama di ruang keluarga atau seperti aku tengah berdiri di taman rumah sore hari dan kamu tiba-tiba muncul memelukku dari belakang, bahkan itu sekedar khayalan tapi aku bisa merasakan kehangatanmu, kamu menyelus-ules perutku yang tampak membuncit. Iyah anak kita, Atau khayalan tentang kamu memelukku dalam tidur, bercerita tentang keluargamu, adek Aina yang nanti mau ngambil jurusan apa pas kuliah, terakhir kamu mengecup keningku di malam hari. Indah bukan?  Kamu mungkin ketawa yah? Aku juga sering ketawa sendiri, aku bilang tidak ingin menghayal yang sama lagi, tapi aku bohong, aku melakukannya setiap akan tidur, itu yang selalu kupikirkan jika akan terlelap. Sangat jauh yah ? setelah ini semua kamu masih merasa tidak diharapkan? Bahkan ketika kamu menjadi laki-laki pertama yang ku sematkan dalam doaku ? laki-laki pertama yang ku sebutkan kala interaksi dengan tuhan setelah keluargaku, laki-laki pertama yang kuharapkan ada kala ku bangun dan kalaku hendak tidur ? oh ayok lah. Tidak kah semua hal diatas membuatmu paham? Seberapa besar aku mengharapkanmu?
Aku tahu ini kayak sinetron picisan, tapi gimana donk? Itu semua benar adanya.  Aku harap ini akan menjadi kenyataan.

 I LOVE YOU FROM THE BOTTOM OF MY HEART .
 KEKASIHKU IFAN .........


Komentar

Postingan Populer